Teknik pengecoran beton yang biasa dilakukan untuk pembangunan jalan atau bangunan lainnya merupakan teknik yang sering digunakan untuk memperkokoh bangunan ataupun jalan. Pengecoran seringkali dilakukan dengan menggunakan adukan beton berkualitas dengan ukuran yang sudah ditentukan. Namun demikian, kadang masih ada saja kendala teknis yang terjadi setelah proses pengecoran selesai dilakukan.
Sebagai kontraktor, penting sekali untuk memahami apa saja kendala teknis yang mungkin terjadi setelah pengecoran selesai dilakukan. Sebab, terjadinya permasalahan pengecoran dapat mengakibatkan hal berbahaya bagi para pengguna jalan atau bangunan yang cor. Penyebab kerusakan yang terjadi pada pengecoran biasanya tidak jauh-jauh dari masalah segregasi, penyusutan, bug holes atau berlubang-lubang, hingga bleeding.
Agar masalah-masalah pasca-pengecoran beton tidak terjadi, diperlukan cara perawatan beton setelah cor yang rutin dan perhatian penuh pada cor beton.
Perawatan beton yang sering juga disebut dengan curing beton bertujuan untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa semen agar berlangsung secara optimal. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi penyusutan berlebihan pada beton akibat hilangnya kelembaban di dalam cor beton. Sehingga, tercapai mutu beton yang diharapkan. Singkatnya, curing dilakukan untuk menjaga cor beton agar tidak mudah kehilangan air. Artinya, cara perawatan beton setelah cor seperti ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dan suhu pada cor beton untuk menghindarkan atau memperkecil resiko kerusakan.
Pelaksanaan curing beton atau perawatan beton ini baru bisa dilakukan setelah beton memasuki fase hardening atau setelah pembukaan cetakan. Tujuan ditetapkannya waktu seperti yang telah dijelaskan tersebut adalah untuk memastikan kondisinya tetap terjaga dan siap untuk melakukan proses reaksi senyawa kimia pada campuran beton. Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk perawatan tehadap cor beton?
Ada beberapa macam-macam cara yang bisa dilakukan untuk melakukan perawatan pada cor beton agar tetap kuat. Pertama, menyemprotkan beton pada permukaannya, membasahi permukaan beton terus-menerus atau menutupinya dengan penutup lembab, menggunakan tekanan uap, sinar infra merah, dan masih banyak lagi metode lainnya. Berikut ini kami akan menjabarkan beberapa hal mengenai macam-macam perawatan cor beton.
1. Menggunakan Membrane
Cara perawatan beton setelah cor menggunakan Membrane merupakan penghalang fisik yang dapat mencegah terjadinya penguapan air pada cor beton. Perawatan membrane ini dilakukan setelah seluruh permukaan beton mengering. Kemudian, membrane akan membentuk sebuah lembaran yang melekat pada cor, tanpa menyatu, bebas racun, dan juga bebas lubang. Sehingga, dipastikan tidak membahayakan beton. Cara ini sangat baik dilakukan di awal perawatan cor beton. Namun, pemasangannya harus rapi, sebab jika membrane rusak maka harus dilakukan pelapisan mulai dari awal. Metode ini sangat berguna untuk lapisan pengeras pada beton. Syarat menerapkan metode ini adalah harus dilakukan setelah waktu pengikatan beton selesai dilakukan.2. Penyiraman dengan Air
cara perawatan beton setelah cor/curang beton yang berikutnya bisa dilakukan dengan cara pembasahan. Metode pembasahan cor beton bisa dilakukan dengan meletakkan beton di ruangan yang lembab, meletakkan beton pada genangan air, merendam beton, atau menyelimuti permukaan beton dengan bahan yang menyerap air. Selain itu, bisa juga dengan menyiram beton terus-menerus selama waktu yang ditentukan.
Pengerjaan metode ini harus segera dimulai pada saat setelah beton mulai mengeras, namun sebelum terjadinya retak susut. Proses ini biasanya dilakukan paling sedikit dalam waktu 7 hari setelah beton mulai mengeras. Cara penyiraman bisa juga dilakukan dengan menyiramkan cairan lainnya selain air, seperti cairan kimia atau disebut curing compound.
•
3. Tekanan Uap
Perawatan cor beton dengan cara metode penguapan harus terus-menerus dikerjakan sampai beton mencapai 70% dari kekuatan yang dirancangkan. Terdapat dua jenis proses penguapan yang bisa dilakukan, yaitu penguapan dengan tekanan rendah dan penguapan dengan tekanan tinggi. Persamaannya, keduanya harus memiliki tekanan uap di dalam ruang uap lebih rendah dibandingkan di tekanan di luar.
Sementara itu, perbedaanya ada pada suhu keduanya. Perawatan tekanan rendah lama penguapannya adalah selama 10 sampai 12 jam dengan suhu 40-50 derajat celcius. Sedangkan, perawatan tekanan perlu berlangsung selama 10 sampai 16 jam dengan suhu yang lebih tinggi, yaitu 65-95 derajat celcius. Sebelum dilakukan perawatan, suhu beton harus berada pada 10-30 derajat celcius.
Sayangnya, metode yang satu ini memiliki biaya yang cukup tinggi. Selain itu, diperlukan investasi yang besar dalam penggunaannya, seperti investasi pada peralatan, bangunan uap bertekanan tinggi yang biayanya cukup tinggi. Oleh karenanya, metode perawatan yang satu ini jarang diterapkan. Biasanya lebih sering dijumpai pada produsen beton pracetak, seperti genteng dan paving block.
•
4. Form in Place
Jenis perawatan cor beton yang satu ini mungkin tidak terlalu familiar oleh orang awam. Namun, cara perawatan beton setelah cor kerap diaplikasikan oleh para kontaktor bangunan maupun jalan. Perawatan ini dilakukan dengan cara mempertahankan cetakan beton sebagai dinding penahan dengan batas waktu yang diperlukan selama masa perawatan.
5. Sinar Infra Merah
Ada perawatan cor beton dengan cara lainnya, yaitu sinar infra merah yang mungkin juga belum banyak digunakan. Caranya adalah dengan menyinari beton dengan sinar infra merah selama batas waktu 2 hingga 4 jam di suhu 90 derajat celcius. Tujuan dari penggunaan metode adalah untuk mempercepat proses penguapan air, sehingga diperoleh beton dengan kualitas tinggi.
6. Hidrotermal
Metode perawatan yang juga belum cukup dikenal adalah hidrotermal atau memanaskan. Permukaan cetakan dipanaskan untuk membuat beton pra cetak dengan suhu 65 derajat celcius. Serupa dengan cara penguapan, cara ini juga lebih banyak digunakan untuk industri beton besar dan jarang digunakan untuk kegiatan konstruksi biasa. Sehingga, masih jarang yang mengetahuinya.
Baca Juga : Harga Ready Mix
Perlu diingat, waktu dan durasi pelaksanaan curing atau perawatan cor beton tergantung dari jenis semen yang digunakan, termasuk bahan-bahan tambahan, campuran, dan penggantinya. Selain itu, cara perawatan beton setelah cor ini bergantung juga pada jenis elemen yang digunakan, kondisi cuaca, suhu, serta kelembaban di area kerja.
Umumnya, waktu yang digunakan untuk menilai daya tekan kuat beton adalah 28 hari atau tergantung dari spesifikasi yang ditentukan desainer.
Sedangkan, kualitas dan durasi dari pelaksanaan perawatan beton atau curing itu sendiri akan berpengaruh pada kekuatan atau mutu beton, keawetan strukturnya, kekedapan beton terhadap rembesan, ketahanan permukaan beton, dan kestabilan volume yang ada juga hubungananya dengan penyusutan atau pengembangan.
Oleh karenanya, penting untuk melakukan perawatan beton atau mengetahui cara perawatan beton setelah cor agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap beton. Ambles atau rusaknya jalan beton adalah salah satu contoh jika cor beton yang dibangun kurang perawatan. Lakukanlah perawatan secara rutin dengan metode-metode yang disebutkan di atas.
Itulah tadi beberapa hal yang perlu diketahui perihal cara perawatan beton setelah cor dan apa saja metode yang bisa dilakukan untuk perawatannya. Perawatan beton sangat penting dilakukan, karena sangat berperan untuk memperkuat dan memperkokoh beton. Dengan melakukan perawatan menggunakan salah satu teknik yang sudah direkomendasikan tadi, maka keawetan dan mutu beton akan selalu terjamin.
Terima Kasih, Share Jika Bermanfaat.🙏😇